
Paman Sam sudah menjadi tempat tinggal yang menyenangkan selama dua minggu terakhir, Banyak bucketlist yang akhirnya berhasil saya centang, diantaranya berfoto dengan latar bendera Amerika Serikat, merasakan udara dingin mencapai 8 derajat celcius, dan berteman dengan Afro (kelompok etnis keturunan Afrika-Amerika berkulit hitam; biasa disebut juga dengan black people)
Perbedaan budaya yang sangat berbeda memberikan banyak pelajaran baru bagi saya. Pelajaran-pelajaran kehidupan yang berharga, karena pengalamanlah yang memberikannya,
Perspektif-perspektif baru kemudian bermunculan dari pengalaman yang saya dapatkan disini. Banyak diantaranya dapat saya aplikasikan dalam kehidupan saya kedepannya, dan sebagian lainnya cukup dijadikan pengalaman, karena tidak dapat saya terapkan lantaran perbedaan budaya, agama, dan pendapat pribadi.
Selama program YSEALI, saya berkuliah di Northern Illinois University (NIU). Universitas ini berada di sebuah kota kecil bernama DeKalb, yang berjarak sekitar dua jam berkendara dari Chicago. Di kampus ini, saya sering memerhatikan cara pelajar Amerika bersosialisasi dengan teman-temannya. Dan ternyata mereka tidak banyak bersosialisasi dengan orang lain!
Pada dasarnya, orang Amerika cukup individualis. Mereka membutuhkan banyak waktu dan ruang untuk diri mereka sendiri. Supervisor program YSEALI NIU, Colleen, mengatakan, bahwa orang Amerika tidak akan peduli dengan apa yang kamu lakukan dan segala hal yang kamu katakan. Selama hal tersebut tidak mengganggunya, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau.
Individualitas tersebut tampak jelas selama saya berada di kampus. Saya melihat banyak pelajar melakukan segala hal sendirian. Mereka berjalan sendiri, makan sendiri, dan segala hal lainnya sendiri. Saya bahkan jadi ingin menggoda mereka karena berjalan sendiri, kasihan cantik-cantik jomblo. Hehehe.
Namun walaupun begitu, orang-orang Amerika cukup hangat dan ramah. Saya sangat senang setiap kali saya berjalan mendekati pintu, dan di depan saya seseorang berjalan terlebih dahulu, ia akan membuka dan menahan pintu hingga saya dan teman-teman lainnya keluar dari pintu tersebut. Bahkan ketika saya berjalan lambat mendekati pintu, orang tersebut akan terus menahan pintu hingga saya melewatinya.
Selain itu, setiap kali saya menceritakan sesuatu hal, mereka akan menanggapinya dengan sangat antusias dan bersemangat – bahkan untuk hal kecil sekalipun. Saya banyak terlibat percakapan menyenangkan dengan orang-orang disini, dan saya benar-benar menyukai percakapan tersebut. Dari percakapan ringan, saya bisa merasa sangat dihargai. Bukan karena saya pendatang di negara ini, sehingga mereka memperlakukan saya istimewa. Tidak. Mereka mengapresiasi setiap percakapan kepada siapapun. Misalnya saja, saya pernah mengatakan kepada teman di kampus bahwa saya menyukai udara dingin di awal musim gugur ini. Kemudian sebuah percakapan panjang terjadi mengenai udara dingin dan mereka sangat senang bisa berbagi pengalaman dan cerita dengan saya.
Pada konteks yang lain, seperti yang saya jelaskan bahwa orang Amerika tidak peduli dengan apapun yang orang lain lakukan, benar-benar bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Disini, setiap hari saya melihat banyak sekali cewek berpakaian seksi, dengan kondisi udara yang cukup dingin! Kalau di Indonesia, mungkin si cewek akan diingatkan untuk berpakaian lebih tertutup karena udara dingin, atau agar "terlihat" lebih sopan. Tapi, karena tidak ada yang dirugikan oleh penampilannya, si cewek tidak dapat teguran apapun tuh, dari orang di sekelilingnya.
Hal lain yang bisa saya temukan disini adalah para pelaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender), yang cukup terbuka kepada masyarakat mengenai orientasi seksualnya. LGBT disini lebih bisa mengekspresikan dirinya, seperti mengungkapkan rasa sukanya pada seseorang, dan show up di sosial media. Hal yang sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia, yang mana para LGBT menjadi "korban" sosial media, dan diskriminasi dari lingkungannya.
Masih banyak hal baru lainnya yang saya temui disini, yang memberikan banyak perspektif baru dalam menjalani hidup kedepannya. Saya akan menceritakan berbagai hal lainnya di tulisan selanjutnya, namun sekarang saya harus tidur, karena sudah cukup malam di Amerika. Hehehe.
Salam hangat.
No comments:
Post a Comment